Selasa, 08 September 2020

BULETIN SEVENTEEN : SETITIK RINDU DIMASA PANDEMI (Astin Cahyanti Kelas 9.4)



SETITIK RINDU DI MASA PANDEMI

Oleh Astin Cahyanti

 

Sejak pemerintah mengeluarkan himbauan untuk melakukan pembelajaran online/daring. Jujur, awalnya merasa sangat bahagia. Aku berpikir akan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Tidak lagi pulang pergi kesekolah lagi. Saat itu, anggapanya sekolah on line itu lebih menyenangkan ketimbang tatap muka di sekolah. Masih bisa bersantai saat azan subuh telah berkumendang. Tidak lagi repot menyiapkan segala perlengkapan sekolah. Tidak akan terdengar lagi suara omelan guru saat mengetahui muridnya tak mengerjakan pekerjaan rumah.

Seiring berjalannya waktu, perasaan jenuh mulai menghampiri. Lelah dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru-guru setiap hari. Perasaan rindu mulai bergejolak dihati ku. Rindu dengan suasana sekolah dan kangen akan omelan guru, Ingin bersenda gurau dengan teman-teman serta rindu dihukum oleh guru. Berkahayal senam pagi di hari kamis dan masih banyak lagi kerinduan yang tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.

Entah…kapan masa pendemi ini akan berlalu? Rasanya ingin secepatnya kegiatan sekolah normal kembali. Aku ingin belajar seperti biasa lagi. Tak perlu lagi menggunakan masker yang membuat pernapasan terasa sesak. Tak perlu lagi jaga jarak dengan orang-orang terdekat.

Aku mulai merasa takut dengan adanya berita tentang Covid-19 yang tak kunjung menghilang. Media masa selalu memberitakan banyaknya korban bar ubermunculan. Makin banyak yang sakit bahkan meninggal. Tidak terkecuali di SulawesiTenggara. Belum lagi suara mobil ambulance yang selalu terdengar jelas tiap kali lewat di depan lorong rumah ku.

Pandemi ini memang membuatku hawatir dan bosan. Namun tidak dengan mata pelajaran on line prakarya. Aku selalu menantikan mata pelajaran ini. Tapi karena faktor tertentu membuat ku terkadang ketinggalan dalam pembelajaran tersebut. Misalnya tak mengikuti ulangan. Nilai ku pun jadi ikut menurun. Namun Pak guru dengan sabar selalu memberikan muridnya kesempatan untuk memperbaiki nilai menjadi bagus.

Dia adalah Pak Suhardin. Kreatif, baik, sabar, penyayang, humoris, keren, gaul dan selalu mengaku ganteng. Itulah sosok yang tak terlupakan darinya. Selalu ada cara yang berbeda dalam hal mengajar. Beliau merupakan sosok guru yang sangat dinantikan. Dia mampu merubah suasana jenuh menjadi sangat menyenangkan. Aku pun sangat mengagumi dan mengidolakannya.

Andai pandemi ini cepat berlalu, akan ku luapkan semua kerinduan yang terpendam pada kawan-kawan dan guru-guruku disekolah. Ini hanyalah sepenggal cerita ungkapan hati ku. Kisah yang awalnya malu untuk diungkapkan, namun ingin berbagi kejujuran dengan kalian semua. Doa ku semoga pandemi ini cepat berlalu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELAS BERCERITA DALAM TAMU SAGA

  Bukan Pelajaran Bahasa atau Seni. Ini tentang sains dalam mendorong numerasi dan literasi dilingkungan sekolah. Ketika rapor pendidikan me...