Mentari mulai memasuki waktu duha, saat siswa berdatangan satu persatu. Sebahagian tidak mengenakan seragam sekolah. Walaupun dihari
minggu, mereka sukarela untuk hadir di halaman sekolah. Ini minggu pertama,
tepatnya 2 Mei 2021. Tanggal yang selalu dikenang oleh insan pendidikan.
Pengaruh besar sosok Kihajar Dewantara, menyebabkan penanggalannya menjadi Hari
Pendidikan Nasional.
Namun situasinya sangat jauh berbeda.
Kegiatannya tidak semeriah tahun lalu. Peserta upacaranya sangat terbatas. Hanya
beberapa siswa yang diundang. Itupun dengan penerapan protokol kesehatan yang
ketat. Memakai masker, cuci tangan yang benar serta menjaga jarak menjadi simbol
yang harus diterapkan. Tidak boleh sesekali terlupakan.
Keunikan lainnya terlihat saat barisan mulai
terbentuk. Biasanya seragam selalu mewarnai pakaian peserta upacara. Namun saat
ini peraturannya berbeda. Setiap orang mengenakan pakaian adat yang beragam.
Inilah sebagian makna, serentak bergerak mewujudkan merdeka belajar yang
diusung dalam kegiatan pagi ini. Menghadirkan kearifan lokal dalam bingkai
persatuan, memberikan warna makna mendidik dalam keseharian. Semua bisa berbeda
namun memiliki tujuan yang sama. Menyesuaikan peradabatan tanpa melupakan
budaya untuk kemajuan pendidikan.
Pemerintah melalui pidato Menteri Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi banyak menitip pesan terhadap insan pendidikan
maupun masyarakat. Kepala SMPN 17 Kendari mengukapkannya melalui amanat pembina
upacara. Hari ini menjadi momen refleksi yang tepat tentang apa yang telah
dikerjakan dan yang perlu diperbaiki. Membuka sebuah transformasi untuk sejarah
baru yang gemilang.
Ada keinginan untuk membentuk anak bangsa sebagai
pelajar yang berfalsafah Pancasila. adanya merdeka sepanjang hayat melalui kepercaya
diri untuk menyosong masa depan. Inilah yang diperlukan dalam terobosan merdeka
belajar. Untuk hal tersebut, terdapat empat upaya perbaikan. Infrastruktur dan
teknologi menjadi hal pertama yang dilakukan. Perbaikan kebijakan, prosedur,
pendanaan serta otonomi lebih satuan pendidikan menjadi perhatian kedua. Aspek
ketiga adalah perbaikan kepemimpinan, masyarakat dan budaya. Hal penting
lainnya adalah perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen. Itulah sepenggal
ringkasan yang terungkap dalam upacara perdana selama pandemi covid-19 mewabah.
Walaupun suasananya tidak biasa, upacara
berjalan dengan lancar dan hikmat. Pelaksana upacara Hari Pendidikan Nasional
Tahun ini menampilkan kolaborasi guru dan siswa. Tiga orang pelajar terpilih
menjadi pengerek bendera sedangkan personil lainnya berasal dari unsur guru.
Sebuah hal yang tidak biasa terlihat pada paduan suara. Jika selama ini dewan
guru berada dibarisan terdepan, namun sebagian besar guru menjadi kelompok
penyanyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar