Sejak pagi jalan masuk sekolah padat merayap. Jalan yang sempit tidak dapat menampung hilir mudik kendaraan orang tua siswa. Silih berganti motor maupun mobil keluar masuk menurunkan penunpang. Begitulah gambaran saat memasuki sekolah. Hari ini (6/9) merupakan pembukaan sekolah sejak pandemic covid-19 melanda Kendari.
Bersamaan dengan sekolah lain,
SMPN 17 Kendari mulai mengadakan pembelajaran tatap muka terbatas. Hanya 30%
dari jumlah siswa yang bisa belajar hari ini. Selebihnya dihari yang lain. Itulah
penyebutannya menjadi terbatas. Sesuai jadwal, setiap kelas dibagi dua
kelompok. Kelompok A akan bersekolah pada hari Senin dan Rabu bagi kelas IX dan
VIII. Kelompok B akan masuk di hari Selasa dan Jumat. Khusus kelas VII mendapat
keistimewaan pada hari Kamis dan Sabtu tanpa pembagian kelompok.
Sesuai instruksi pembelajaran yang dikeluarkan, jam belajar hanya 35 menit setiap mata pelajaran. Masuk pada jam 07.30 hingga 10.35 WITA. Itulah yang diaungkapkan kepala sekolah saat pertemuan teknis dua hari sebelumnya.
Suasana hari pertama tanpa kendala. Setiap siswa harus melalui pemeriksaan suhu tubuh, mencuci tangan dan pengawasan penggunaan masker selama di lingkungan sekolah. Bekal menjadi tentengan tambahan siswa. Hal ini disebabkan kantin sekolah belum dizinkan untuk beroperasi. Hanya sepuluh menit para siswa untuk beristirahat. Kurang lebih lima mata pelajaran yang diikuti setiap hari.
Aisyah sangat senang bisa
belajar langsung di sekolah. Menurutnya, belajar daring banyak kendala. Mulai dari
jaringan, memori handphone, kesulitan berkunsultasi hingga repot dengan urusan
pekerjaan rumah. Amar hampir senada
memberikan komentar. Baginya, daring cukup memusingkan dengan tugas yang
menumpuk. Namun Irda berkata lain. Saya senang belajar dari rumah, bisa santai
dan mengatur wantu sendiri untuk belajar. Begitulah ungkapan beberapa siswa
saat ditanya tentang masuk sekolah dihari pertama.
Pihak sekolah selalu menghibau
untuk mematuhi protocol kesehatan dan mencegah kerumunan. Apel pagi pun
ditiadakan. Penyediaan anti septic atau hand sanitezer setiap kelas terus
dipantau. Pencatatan suhu dan sterilisasi tubuh dilakukan di pintu masuk. Setiap
kelas terisi 15 hingga 16 siswa dengan jarak bangku dan meja lebih dari satu
meter. Begitulah pantauan yang terlihat saat proses belajar mengajar di hari
pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar