Sabtu, 16 April 2022

BULETIN SEVENTEEN : CATATAN KECILKU DI MEJA GURU

 SELAMAT ULANG TAHUN KE XVIII SMPN 17 KENDARI


Susana pagi tidak ada yang berubah. Hanya saja hari ini tanggal merah. Artinya bukan hari sekolah. Walaupun libur tetapi catatan waktunya sangat bermakna. Delapan belas tahun silam tempat pengabdianku diresmikan. Tepatnya 15 April 2004 sekolah ini mulai menerima siswa baru. Awal cerita inipun dimulai.


Gedung kelas sebanyak tiga bilik, sebuah perpustakaan dan gedung admistrasi menjadi monument bersejarah bagi sekolah. Dua kapel asrama guru menjadi pelengkap sarananya. Rumah dinas bernomor enam menjadi rumah sementara bagiku saat itu. Sebanarnya sejak pertengahan tahun 2004 aktivitasku telah dimulai namun beberapa bulan kemudian baru terbit surat keputusan penempatanku.


Telah banyak hal yang dilalui. Memulai dari dasar tentu butuh kerja ekstra dan kerja sama. Belum selusin guru waktu itu, inilah sosok awal yang menjadi jiwa sekolah dalam berbenah. Visi, misi dan tujuan sekolah yang dirancang menjadi acuan dalam menata karakteristik dan perwajahannya. Banyak prestasi yang telah diraih. Sekolah lingkungan, sekolah sehat, sekolah standar nasional, sekolah adiwiyata mandiri dan ramah anak menjadi ukiran prestasi nasional yang pernah dinobatkan.


Banyak guru maupun siswa telah mengukir prestasi. Bukan hanya level kota maupun provinsi. Penghargaan nasional maupun internasional telah diraih. Alhamdulilah, dengan sebatas kemampuan yang dimiliki, akupun menyumbangkan enam belas juara dan penghargaan di level nasional bagi sekolah. Hal inilah yang menjadi jalan dalam menghantarkanku pada pemberian Tanda Kehormatan Negara. Pin itu bernama Satya Lancana Pendidikan di Tahun 2019. Semuanya adalah bakti yang dilakukan untuk bumi rindang seventeen.


Walapun itu cerita lalu, bisa menjadi motivasi warga sekolah untuk terus bergerak. Tantangan yang dihadapi dalam era teknologi makin berat. Digitalisasi sekolah, menyosong merdeka belajar dan optimalisasi penerapan pendidikan karakter menjadi sebagain kecil pekerjaan yang tidak bisa dihindari. Akupun terasa berat untuk sepenuhnya bisa melokinya sekaligus. Mengasah pengusaan teknologi yang canggih dalam pembelajaran berjalan dengan lamban buatku. Maklumlah, aku guru mesin ketik. Berusaja berjalan untuk mengejar generasi yang berlari kencang. Itulah mengapa? Aku berikan label sendiri tentang caraku belajar dan mengajar. Istilah Pengajar Penentang Jaman menjadi lekat dalam aktivitasku sehari-hari.


Untunglah aku memiliki banyak rekan yang manut dan mampu bermain dengan Informasi dan Teknologi. Mereka dan gawayku menjadi tempat untuk mencari tahu. Hal ini terbukti nyata di sekolahku. Banyak yang telah memulainya walaupun selanglah demi selangkah. Guru Generasi Millenial, hal ini bukan sesuatu yang asing namun separuh lebih kawan-kawan sestatus sama seperti diriku. Jangan heran, jika pelatihan dilakukan, riuhnya bagai kelas anak-anak. Tapi begitulah salah satu cara kami berbenah.


Tantangan lain datang dari lingkungan sekolah. Penghijauan memang telah membuat bumi rindang bergema di nusantara. Hal positif ini rupanya tidak selalu membawa kebaikan. Pohon yang menjulang, akarnya pun menjalar panjang dan kuat. Seking kokohnya, gedung pun bisa dirusak. Peremajaan menjadi pekerjaan berat yang perlu dengan cepat dimulai. Menanam pohon tentu tidak secapat membangun gedung. Jangan heran, jika berkunjung ke sekolahku tidak lagi serindang dahulu.


Begitulah cerita singkat jalan panjang sekolah ini berkiprah. Setiap orang punya keinginan. Akupun berharap, tantangan yang dihadapi dapat teratasi. Ukiran prestasi terus bergema. Lulusan dan tenaga pengajarnya terus meningkat kualitasnya. Lingkungan belajar akan menjadi lebih nyaman bagi semua warga sekolah. Begitulah mimpiku di sekolah tempatku mengabdi. Walapun semangat tidak seindah dahulu, aku tetap bangga berada di SMPN 17 Kendari. Semoga tempat ini menjadi ladang amal, ibadah, berkah dan rezeki bagiku dan semua warga sekolah dalam beraktifitas selanjutnya. Selamat Ulang Tahun SMPN 17 Kendari, Semoga makin jaya dan selalu menginspirasi bagi banyak orang untuk maju bersama.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELAS BERCERITA DALAM TAMU SAGA

  Bukan Pelajaran Bahasa atau Seni. Ini tentang sains dalam mendorong numerasi dan literasi dilingkungan sekolah. Ketika rapor pendidikan me...