Jumat, 24 Juni 2022

SURAT CINTA UNTUK SISWAKU

 




PENCURI HATIKU SEORANG GURU

 

Hari masih pagi, perempuan itu sudah berdandan. Setelah pamitan dia langsung memanaskan mesin motornya.

 

“Wah, jam berapa sekarang?”

“Tujuh lewat.” Kataku.

“Waduh sudah terlambat.”

“Memangnya mau kemana?”

“Ke sekolah.”

“Tidak isi raport?”

“Ada orang tua dan anak siswa yang mau bertemu.”

 

Aku bingung melihat tingkahnya. Sudah empat hari dia terlihat sibuk. Kadang kala untuk makan harus rela numpang di warung. Tapi hari ini ada harapan. Belanjaannya sangat banyak. Semoga makan siang hari ini, menunya spesial.

 

Pulang nampak buru-buru. Setelah menyimpan tas, dia pun langsung menuju ke ruang kerjanya. Biasa, perempuan ini memiliki ruang kerja dekat dengan meja kerjaku. Aku di ruang makan dia berada di dapur.

 

Menyelesaikan materi yang akan dibawakan saat pelatihan guru se-Sultra, lupa jika waktu hampir zuhur. Setelah salat, aku menuju meja makan. Wah, menu spesialnya terlihat sial. Meja masih belum ada piring atau segelas air. Tanpa berpikir panjang, aku membuka lemari makan dan mengambil piring dan sendok. Membuka panci lalu menuangkan beberapa sendok nasi putih dan sayur tumis kesukaanku. Melihatnya masih sibuk, aku pun duduk didekatnya.

 

“Bikin kue sebanyak ini untuk apa?”

“Untuk besok.”

“Besok kan?”

“Iya, terima laport siswa.”

“Tapi…”

“Heran ya?”

“Bukanya ada uang kas kelas untuk membeli konsumsinya.”

“Iya. Apa ini salah?”

 

Makanan di piring telah habis. Aku langsung melangkah menuju tempat cuci piring. Setelah membereskan piring yang digunakan, aku pun menemaninya menyelesaikan bungkusan lempernya.

 

“Ada yang bisa saya bantu?”

“Tidak ada, istirahat saja.”

 

Akupun mengelus kepala mantan pacarku itu, lalu berlalu untuk menyelesaikan editing video untuk presentase workshop guru. Namun setelah adzan asar, dia belum juga berpindah. Menatapnya masih terlihat bahagia dengan pekerjaannya. Setelah berwudhu, berpamitan untuk ke masjid. Merasa lelah, aku pun merebahkan diri di tempat tidur.

 

Betapa kagetnya, kini sudah berganti menu kuenya. Apakah dia tidak merasa lelah? Tapi ini waktunya sempit untuk bertanya. Secepatnya berwudhu kembali lalu menunaikan salat magrib yang hampir masuk waktu isya. Mendekatinya saat membereskan barang yang berserakan dan kotor menjadi penting saat ini.

 

“Sudah beres?”

“Alhamdulillah. Akhirnya selesai juga.”

 

Namun percakapan itu tidak lama. Waktu isya telah tiba. Setelah salat, aku pun mengamati kesibukannya lagi. Kini dia tidak lagi di dapur. Setelah mengambil makan dari panci, aku pun duduk lagi didekatnya. Mengamati menguatak-atik laporan pendidikan yang akan dibagi dan dokumen lainnya menjadi menu istimewa makan malam kali ini. Sepertinya lelahnya tidak nampak di wajahnya. Sesekali dia tersenyum. Ini bukti bahwa dirinya biasa-biasa saja. Hatiku pun menggungkapkan sesuatu. Semoga ketulusan dan keihklasannya menjadi jalan amal baginya.

 

Ingin sebenarnya aku menyampaikan pada siswa perwaliannya. Begitu sayangnya terhadap mereka. Hanya tidak tahu bagaimana caranya. Itulah mengapa siswa yang bermasalah di kelasnya tidak aku perlakukan seperti kelas lainnya. Kadang dalam tidurnya pun mengigau tentang mereka. Banyak perbincangan keluh kesahnya tentang masalah siswa. Malas, bandel, baku bombe, tidak bertanggung jawab dengan tugas mapelnya. Cerita itu bukan hanya menghiasi meja makan, diruang guru, ruang keluarga maupun dapur. Namun sebelum tidur pun kadang masih meminta pendapat tentang mereka. Walapun saran yang diberikan susah untuk dilakukan, dia pun berusaha menerimanya.

 

Tanpa memintanya, aku pun telah mengiyakannya. Mungkin karena sering serasa. Siswa yang bermasalah dari kelasnya diserahkan padanya untuk diselesaikan. Kelas lain malah harus melalui konsultasi orang tua. Aku begitu kasian jika memberatkan pikirannya lagi. Begitulah salah satu cara untuk tetap menyenangkan hatinya.

 

Begitulah rasa sayangnya pada siswanya yang hampir saja menyamai kasihnya pada mantan pacarnya dahulu. Kini hatinya agak senang, besok anak-anaknya akan menerima laporan pendidikan tanpa ada yang terganjal dengan hal berat. Pernah suatu saat aku sangat dekat ketika dia salat. Walaupun merdunya setengah berbisik, namun jelas terdengar titipannya pada Illahi. Ringankan tugasku dalam bekerja ya Allah. Mudahkan anak-anakku dan siswaku untuk belajar, jauhkan mereka dari masalah sekolah yang rumit dan jadikanlah mereka menjadi manusia sukses dikemudian hari.

 

Jika seandainya, bisa aku ceritakan lebih banyak pada siswanya tentu mereka tidak akan bandel saat bersekolah. Namun waktu dan caranya aku tidak ketahui. Semoga mereka tetap sayang pada wali kelasnya. Tidak melupakan jasa guru-gurnya. Ingat pesan dan contoh perilaku baik yang diberikan. Selalu menanamkan nilai karakter baik dalam kehidupannya. Aku mau, mereka paham jika wali kelasnya menasihati atau memarahinya. Itu karena rasa sayangnya yang begitu besar. Maafkan telah berani mengirim surat cinta ini. Semoga yang membacanya bisa memahami perasaan bekas pacarku yang menyayangiku. Bahwa sebenarnya dia beguitu perhatian pada kalian semua. Selamat menempuh kenaikan kelas. Prestasi nilai terbaik tidak ada artinya, itu adalah takdir dan kadar Allah yang tidak sama terhadap rezeki mahluknya. Perilaku dan hati yang baik adalah kemenangan yang nyata. Itu akan membawamu menjadi manusia mulya dan bersahaja.

 

Selamat menginjakkan kaki di kelas 9. Level akhir dari sekolah menengah pertama. Tanda bahwa setahun lagi akan memasuki dunia putih abu-abu. Tiga tahun kemudian akan menjadi mahasiswa. Empat tahun kemudian akan mamsuki dunia kerja. Kalian akan tahu saat itu, nasihat dan ajaran gurumu saat SMP menjadi nyata. Itu karena mereka duluan melalui jalan hidupnya dari kalian. Oleh karena itu, hargai dan hormatilah orang tuamu. Berterimaksihlah pada guru-gurumu.

 

 

 

 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELAS BERCERITA DALAM TAMU SAGA

  Bukan Pelajaran Bahasa atau Seni. Ini tentang sains dalam mendorong numerasi dan literasi dilingkungan sekolah. Ketika rapor pendidikan me...